Uncategorized

Pendaftaran Calon Ketum PSI Ditutup Hari Ini, Siapa Saja yang Daftar?

Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang dikenal sebagai partai anak muda, reformis, dan anti-korupsi, resmi menutup pendaftaran calon ketua umum pada hari ini, Senin (23 Juni 2025). Penutupan pendaftaran ini menjadi momentum penting dalam perjalanan partai yang sejak awal berdirinya menempatkan diri sebagai kekuatan baru dalam politik Indonesia.

Perjalanan menuju pemilihan ketua umum ini menjadi sorotan publik karena PSI tengah berada dalam proses konsolidasi ulang pasca pemilu 2024, di mana partai ini gagal masuk ke parlemen. Pergantian kepemimpinan diharapkan menjadi pintu masuk bagi revitalisasi internal dan penyegaran strategi menuju Pemilu 2029.

Siapa saja tokoh-tokoh yang mendaftar? Apa latar belakang mereka? Dan ke mana arah PSI selanjutnya? Artikel ini akan mengupas tuntas dinamika pendaftaran calon ketua umum PSI yang baru saja ditutup.

Calon
Calon

Bab 1: Dinamika Internal PSI Menjelang Pemilihan

PSI telah mengalami sejumlah transformasi sejak didirikan oleh Grace Natalie dan sekumpulan anak muda dengan cita-cita melawan korupsi dan intoleransi. Dalam perjalanannya, partai ini sempat menuai simpati publik, khususnya kaum urban dan pemilih pemula.

Namun, hasil Pemilu 2024 membuat PSI harus introspeksi. Tidak berhasil lolos ke Senayan meskipun tampil cukup menonjol di media sosial menunjukkan bahwa PSI perlu merombak strategi politiknya. Oleh sebab itu, pemilihan ketua umum menjadi ajang pembuktian bahwa partai ini masih memiliki vitalitas dan daya saing.

PSI membuka pendaftaran calon ketua umum secara terbuka sejak awal Juni 2025, memberikan kesempatan tidak hanya bagi kader internal, tetapi juga masyarakat sipil yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi. Proses ini dimaksudkan untuk menyerap ide-ide segar sekaligus menjaga semangat demokrasi partai.


Bab 2: Aturan Main dan Mekanisme Pendaftaran

Menurut keterangan resmi dari Dewan Pimpinan Pusat PSI, proses pendaftaran calon ketum dibuka sejak 1 Juni hingga 23 Juni 2025. Adapun persyaratan pendaftaran meliputi:

  • Usia minimal 21 tahun
  • Bukan anggota partai politik lain dalam 5 tahun terakhir
  • Tidak pernah terlibat korupsi atau pelanggaran HAM berat
  • Memiliki visi dan misi jelas untuk memimpin PSI

Pendaftaran dilakukan secara online dan juga disertai wawancara langsung oleh tim seleksi yang terdiri dari tokoh senior partai serta perwakilan akar rumput PSI. Proses ini bertujuan menyaring calon berdasarkan kapabilitas, integritas, dan visi kepemimpinan.


Bab 3: Daftar Calon Ketum PSI yang Sudah Terdaftar

Hingga ditutupnya pendaftaran hari ini, terdapat 11 nama yang secara resmi mendaftar sebagai calon ketua umum PSI. Nama-nama ini mencerminkan keragaman latar belakang, mulai dari aktivis, akademisi, profesional muda, hingga kader internal PSI sendiri.

Berikut beberapa tokoh yang sudah terkonfirmasi mendaftar:

1. Agus Mulyono Herlambang

Mantan Ketua Umum PB PMII ini menjadi salah satu kandidat yang menarik perhatian. Berasal dari kalangan aktivis mahasiswa dengan akar Islam moderat, Agus membawa narasi keberagaman dan perluasan basis pemilih PSI di kalangan santri dan pesantren.

2. Rian Ernest

Mantan juru bicara PSI yang sempat hijrah ke partai lain namun kini kembali. Rian dikenal vokal soal reformasi hukum dan anti-korupsi. Pendaftarannya dianggap sebagai sinyal kuat bahwa PSI ingin kembali ke akar idealismenya.

3. Tsamara Amany (kemungkinan tidak jadi mendaftar)

Meski tidak secara resmi masuk daftar, nama Tsamara sempat santer dibicarakan sebagai calon kuat. Namun hingga penutupan, belum ada konfirmasi dari dirinya.

4. Surya Jaya Pratama

Kader muda internal PSI yang sudah lama aktif sebagai penggerak DPD dan relawan akar rumput. Ia mengusung agenda konsolidasi internal dan desentralisasi kekuasaan partai.

5. Eka Putri Larasati

Aktivis perempuan yang fokus pada isu kesetaraan gender dan pendidikan politik. Pencalonannya disambut baik oleh jaringan relawan perempuan PSI.

6. Hendrik Mulyawan

Akademisi lulusan luar negeri yang aktif di LSM. Membawa agenda pembaruan program partai dan digitalisasi kaderisasi.

7. Naufal Ramadhan

Pengusaha muda dan pendiri start-up, mewakili kalangan profesional yang ingin mendorong PSI lebih dekat ke sektor ekonomi digital dan wirausaha milenial.

8. Amanda Chandra

Influencer politik yang aktif mengkampanyekan literasi politik di TikTok. Pendaftarannya sempat menuai pro dan kontra.

9. Faisal Hadi

Advokat muda dengan pengalaman menangani kasus-kasus publik. Membawa isu penegakan hukum dan pembelaan terhadap rakyat miskin.

10. Yunita Harsono

Konsultan komunikasi politik. Pendaftarannya membawa gagasan soal strategi branding PSI di pemilu mendatang.

11. Arif Saputra

Kader senior PSI daerah yang dianggap loyal dan berpengalaman dalam mengorganisasi basis daerah.


Bab 4: Isu Strategis dalam Pemilihan Ketum PSI

Dari para pendaftar yang muncul, terdapat sejumlah isu strategis yang menjadi perdebatan internal:

  • Kepemimpinan sentralistik vs desentralisasi: Beberapa calon mengusung model kepemimpinan terbuka dan kolektif, sementara sebagian lainnya masih percaya pada gaya sentralistik.
  • Koalisi atau oposisi: Apakah PSI akan tetap menjadi partai pendukung pemerintahan atau mengambil sikap oposisi kritis, menjadi perdebatan hangat.
  • Peran media sosial vs basis massa riil: Apakah PSI tetap fokus pada narasi digital atau mulai membangun jaringan akar rumput lebih kuat?
  • Ideologi partai: Apakah PSI akan kembali mengusung agenda anti-korupsi dan pluralisme secara tegas atau melunak untuk kepentingan elektoral?

Bab 5: Proyeksi Elektabilitas dan Harapan Publik

Sejumlah lembaga survei sempat melakukan simulasi elektabilitas untuk para calon ketum PSI. Hasilnya beragam, namun menunjukkan bahwa:

  • Nama seperti Rian Ernest dan Agus Mulyono memiliki popularitas cukup tinggi di kalangan pemilih muda.
  • Sosok-sosok baru seperti Amanda Chandra dan Eka Larasati cukup disukai di media sosial namun belum memiliki basis massa riil.
  • Kader internal seperti Surya Jaya dan Arif Saputra dinilai memiliki daya konsolidasi internal yang kuat meski kurang dikenal publik.

Dari sisi publik, pemilihan ini dianggap sebagai ujian penting untuk melihat apakah PSI bisa tetap relevan atau justru tergerus dalam gelombang perubahan politik nasional yang cepat.


Bab 6: Jadwal dan Tahapan Selanjutnya

Setelah penutupan pendaftaran hari ini, tahapan selanjutnya adalah:

  • Verifikasi dan penilaian administrasi (24–26 Juni)
  • Wawancara dan debat publik calon ketum (27–29 Juni)
  • Voting internal DPP dan DPW secara daring dan luring (30 Juni–2 Juli)
  • Pengumuman ketua umum terpilih pada Kongres Nasional PSI tanggal 4 Juli 2025

Kongres PSI akan menjadi ajang penting untuk menentukan arah partai dan menyampaikan visi besar dari ketua umum terpilih kepada publik.


Bab 7: Harapan dan Tantangan Ketua Umum Terpilih

Siapapun yang terpilih sebagai ketua umum PSI nanti, ia akan menghadapi sejumlah tantangan besar:

  1. Memulihkan elektabilitas PSI
    • Setelah gagal di 2024, kepercayaan publik harus dibangun kembali.
  2. Konsolidasi kader di daerah
    • PSI harus memperkuat struktur dan militansi di level akar rumput.
  3. Meningkatkan partisipasi politik generasi muda
    • Tantangan digitalisasi partai dan pelibatan aktif anak muda tetap menjadi prioritas.
  4. Membuat narasi politik alternatif
    • Ketum baru perlu menghadirkan narasi yang membedakan PSI dari partai lain, sekaligus membumi.

Penutup: Momentum Baru, Harapan Baru

Penutupan pendaftaran calon ketua umum PSI menandai babak baru dalam perjalanan partai yang didirikan dengan semangat perubahan. Siapapun yang terpilih akan membawa beban dan harapan besar untuk membuktikan bahwa partai ini masih relevan dan layak menjadi bagian dari percaturan politik nasional.

Pemilu internal PSI tak hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga menyusun arah gerak baru. Publik menanti, akankah PSI bangkit kembali? Atau justru redup dalam kompetisi keras dunia politik Indonesia?

Kita tunggu jawabannya pada Kongres Nasional PSI, 4 Juli 2025 mendatang.

Baca Juga : Tanggapi JK, Yusril Tegaskan Perjanjian Helsinki Tak Bisa Jadi Dasar Hukum Sengketa Empat Pulau Aceh-Sumut

Related Articles

Back to top button